Kelak, kalau saya punya anak perempuan mungkin nasihat itu akan saya berikan kepada anak gadis saya, hahaha. Bukan karena obesesi saya punya pacar pendaki gunung nggak kesampaian. Justru karena mas pacar itu pendaki, saya jadi ngrasain gimana asyiknya punya pacar yang suka naik-naik gunung.
Banyak orang bilang pendaki gunung itu gak punya tujuan jelas, kerjaannya keluyuran, hidupnya berantakan, tidak memikirkan masa depan, suka mabuk-mabukan, dan segudang stereotype negatif lainnya.
Saya tidak membantah soal hal itu. Memang ada banyak orang yang mengaku pendaki tapi kelakuannya seperti itu. Bahkan teman-teman anggota PA di kampus pun ada yang hidupnya berantakan seperti itu.
Tapi percayalah, itu hanyalah segelintir kecil oknum. Tidak semua pendaki gunung seperti itu. Masih jauh lebih banyak pendaki yang hidupnya benar dan memiliki karakter keren sehingga layak dijadikan calon pacar dan suami idaman, hahaha.
Semalam saya iseng ngetwit ke akun @infopendaki dan tanya kenapa cewek-cewek suka atau mau pacaran sama pendaki gunung. Bujubuneeeng, yang jawab banyak banget. Dan taukah kalian, 80% dari mereka bilang apa? Mereka bilang pendaki gunung itu SETIA!
Terus banyak juga yang jawab pendaki gunung itu romantis, keren, mandiri, bisa diandalkan, apa adanya, dan bertanggungjawab. Boys, dengerin tuh! Pria dengan karakter seperti itu adalah sosok yang paling banyak dicari oleh cewek.
Bercumbu dengan alam bebas yang cuacanya bisa berubah sewaktu-waktu, bertaruh dengan kehidupan, serta melakukan aktivitas yang berat bahkan cenderung ekstrim akan mampu menghasilkan mental yang tangguh dan karakter kuat.
Seorang pendaki gunung beneran (bukan hanya yang suka naik gunung buat gaya-gayaan atau efek nonton film 5 CM) pasti telah memiliki mental yang terbentuk. Alam telah menempa mereka dengan keras sehingga mereka belajar banyak tentang kedisiplinan, kemandirian, penguasaan diri, kesabaran, kerja sama, kepedulian dan masih banyak lagi.
Karena itu seorang Henry Dunnant pernah berkata “Sebuah negara tidak akan pernah kehilangan pemimpinnya yang berwibawa jika pemudanya masih suka menjelajah hutan dan mendaki gunung,”.
Sekedar info, Pak Jokowi yang keren itu dulunya suka naik gunung lho. Beliau adalah anggota MAPALA Silvagama (Mapalanya anak-anak Fakultas Kehutanan UGM). Begitupula dengan Pak Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) yang nggak kalah kerennya itu, beliau juga anggota MAPALA Majestik (Mapalanya anak-anak Hukum UGM). Tuh kan? Saya pikir kekerenan mereka dalam menjadi pimpinan saat ini tak bisa dipisahkan dari pengalaman saat mereka menjadi anggota PA.
Lantas ada jawaban lain yang bikin saya senyum-senyum, katanya mas-mas pendaki itu auranya beda, lebih berkharisma, serta lakik banget. Jelas lah, sejauh ini sih saya belum pernah ketemu mas pendaki yang kemayu, atau gendong ransel warna pink elektrik gitu hihihihi.
Yang sering saya jumpai mas-mas berambut gondrong digelung dengan celana belel, kaos, kemeja flanel, sepatu atau sandal gunung, serta ransel lengkap dengan segala atributnya. Itu sungguh sangat menggoda iman dan pacarable banget sodara-sodara hahaha.
Saya tak pernah sepakat dengan mitos yang mengatakan bahwa pendaki gunung itu adalah orang-orang yang kurang kerjaan dan tidak punya tujuan. Bagi saya mereka itu justru orang yang sudah memantapkan tujuan dengan jelas, yakni puncak gunung. Tidak akan ada istilah “mengalir sajalah ikuti arus!”
Bagi mereka menjejak di puncak adalah tujuan pasti dari sebuah perjalanan. Jika belum bisa menjejak, itu akan dianggap sebagai hutang yang harus dilunasi entah kapan waktunya. Dan goal-goal ini juga akan berlaku dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ada puncak-puncak kehidupan yang harus mereka gapai.
Untuk mencapai posisi puncak juga memerlukan proses yang panjang dan kerja keras. Tidak bisa ujug-ujug nangkring di puncak dan menikmati sunrise yang aduhai itu. Karena itu mereka akan menjadi sosok yang sabar dan menghargai proses. Selain itu juga membentuk mental kuat, menjadi pribadi yang tidak lembek dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah.
Pacaran dengan pendaki gunung juga akan mengajarkan arti kesabaran, kesetiaan menunggu, serta tidak posesif buat si cewek. Ditinggal naik gunung berhari-hari selalu membuat khawatir dan dag dig dug. Hati baru bisa lega saat menerima sms atau telepon bahwa mereka telah kembali ke basecamp dengan selamat. Sedangkan bonusnya adalah bisa senyum-senyum kegirangan saat menerima sms sok romantis dari ketinggian sekian ribu mdpl. Dan yang paling menyenangkan saat bisa naik gunung bareng hahaha.
Jadi nduk, carilah pacar pendaki gunung ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar